Jika aku harus berjalan sendiri

Aku bertemu dia bukan dalam waktu kemarin. Sudah lama kenal sebenarnya. Aku baru hanya tahu dia lebih dekat beberapa waktu ini. Waktu dia menjadi lebih dekat secara lokasi, waktu dia merayu kami untuk menjadi dekat dengannya secara hati. Waktu aku tahu dia secara dalam secara perasaan.

Aku bisa bilang aku tidak suka dia sekarang. Sejak dia merasa ingin tahu aku lebih dalam. Sejak dia bercerita lebih dalam tentang nelangsa hidupnya. Sejak aku tahu kalau dia tidak benar-benar ingin tahu ceritaku.

Aku bisa bilang aku tidak suka dia sekarang. Saat aku merasa jenuh tersenyum lebar untuk tiap cerita dia yang bahkan menurutku tidak lucu atau menyenangkan sama sekali. Saat aku merasa ada kabut yang menutupi kilau tulus di matanya. Saat aku merasa dia mengambil celah diriku yang begitu lemah.

Aku bisa bilang aku merasa ditipu oleh dia. Walau kata ditipu tampaknya terlalu berlebihan untuk ku labelkan pada tindakannya. Walau mungkin aku hanya tidak biasa ada di lingkup yang aku rasa tidak benar-benar tulus. Walau mungkin dia rasa tidak perlu lah aku sebegitu meradang tentang sikap dia.

Aku hanya tidak suka terlalu lama berdekat-dekat dengan dia. Meskipun teman-temanku yang lainnya merasa begitu meriah dekat dengannya. Meskipun temanku yang lain ku rasa tak bisa merasa empati terhadap perasaanku yang kadang juga ku anggap berlebihan.

Aku hanya tidak suka bertatap mata dengannya. Oleh karena itu, aku ingin pergi darinya sejauh mungkin dan selama mungkin. Walau itu artinya aku berjalan sendiri.